Carian

Tuesday, December 29, 2009

Manusia

Manusia itu banyak kekurangannya,

Berkata banyak khilafnya,
Berbakti ada maknanya,
Memberi ada keinginannya,

Hidup manusia ini ada sebabnya,
Dicipta bukan sia-sia,
Iman menjadi keutamaannya,
Amalan penentu kedudukannya,

Agama terus dibela,
Agar Islam terus membina,
Tidak menjadi hamba didunia,
Sebaliknya ketua pada manusia,

Kekurangan sering diperkata,
Yang baik kurang dicerita,
Merasa sentiasa berada,
Walau diri jauh disisi-Nya,

Yang berkuasa diagungkannya,
Mengharap diri tidak merana,
Kerana ada pelindung dirinya,
Walau ia cuma sementara,

Muhasabah diri kurang dilaksana,
Harap yang terbaik pada segalanya,
Rukun agama kurang belaka,
Kerana mengejar nikmat dunia,

Wahai manusia didunia,
Hidup ini cuma sementara,
Bukan kekal milik kita,
Hanya dipinjamkan oleh empunya,

Agar kita tidak terleka,
Bagai pelita yang malap bercahaya,
Semoga diisi segala limpahnya,
Bagi menempuh hari yang tidak disangka,

Janganlah lupa kepada-Nya,
Sebagai pencipta manusia yang ada,
Khalifah pada makhluk dicipta,
Semoga kita berada disyurga.

Nukilan:fitriazlan@gmail.com



Friday, November 13, 2009

Al-Quran Palsu

Jangan abaikan ini, sebarkan ke semua muslim

UNTUK PERINGATAN BERSAMA..

Surah Al-Baqarah

[120] Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam) itulah petunjuk yang benar". Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepadamu.

WASPADA !!!
Al-Qur'an Palsu buatan Amerika

Al-Quran baru buatan amerika, berbahaya dan sedang didistribusikan di kuwait , berjudul "The True Furqan" isinya bertentangan sekali. Dibuat oleh 2 perusahaan percetakan; 'Omega 2001' dan 'Wine Press'. Judul lain buku ini 'The 21st Century Quran'! berisi lebih dari 366 halaman baik bahasa Arab dan Inggris, sekarang kabarnya didistribusikan kepada anak2/generasi muda di Kuwait di sekolah2 berbahasa Inggris di sana . Bukunya sendiri memuat 77 surah, termasuk Alfatihah, Al-Jana and Al-Injil. Semuanya dimulai dengan sebuah versi panjang gabungan kepercayaan Kristien tentang tiga tuhan. Dan banyak sekali bertentangan dengan berbagai kepercayaan dalam Islam, seperti mempunyai lebih satu isteri dianggap perbuatan Zina, penceraian itu dilarang, dikatakan juga bahwa Jihad adalah HARAM. Buku yang sangat menyesatkan.



(Penipuan-Isi Kandungan)

(Penipuan-Surah Basmalah)


(Penipuan-Surah Fateha)


SEBARKAN MAKLUMAT INI DEMI KEBAIKAN UMAT ISLAM

Hikmah Ayat Kursi


Dalam sebuah hadis, ada menyebut perihal seekor syaitan yang duduk di atas pintu rumah. Tugasnya ialah untuk menanam keraguan di hati suami terhadap kesetiaan isteri di rumah dan keraguan di hati isteri terhadap kejujuran suami di luar rumah. Sebab itulah Rasulullah tidak akan masuk rumah sehingga Baginda mendengar jawaban salam dari isterinya. Di saat itu syaitan akan lari bersama-sama dengan salam itu.

Hikmat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-hadis:

1) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi bila berbaring di tempat tidurnya, Allah SWT mewakilkan dua orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.

2) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, dia akan berada dalam lindungan Allah SWT hingga sembahyang yang lain.

3) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, dia akan masuk syurga dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah SWT akan memelihara rumahnya dan rumah-rumah disekitarnya.

4) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap-tiap shalat fardhu, Allah SWT menganugerahkan dia setiap hati orang yang bersyukur, setiap perbuatan orang yang benar, pahala nabi2, serta Allah melimpahkan rahmat padanya.

5) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah SWT mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya - mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.

6) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang, Allah SWT akan mengendalikan pengambilan rohnya dan dia adalah seperti orang yang berperang bersama Nabi Allah sehingga mati syahid..

7) Barang siapa yang membaca ayat Al-Kursi ketika dalam kesempitan niscaya Allah SWT berkenan memberi pertolongan kepadanya.

Saturday, November 7, 2009

Tanda-tanda Kiamat

1. Diutusnya Rasulullah SAW

Jabir r.a. berkata, "Adalah Rasulullah SAW jika beliau menyampaikan khutbah matanya merah, suaranya keras, dan penuh semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, "(Hati-hatilah) dengan pagi dan petang kalian". Beliau melanjutkan, Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini. Rasulullah SAW mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah (kiamat sangat hampir). (riwayat Muslim)

2. Disia-siakan amanah

Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majlis sedang berbicara dengan para sahabat, maka datanglah orang Arab Badwi dan berkata, "bilakah masanya akan terjadi kiamat?" Rasulullah SAW terus melanjutkan bicaranya. Sebahagian sahabat berkata, "Rasulullah mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya".

Berkata sebagian yang lain, "Rasulullah tidak mendengar". Setelah Rasulullah menyelesaikan bicaranya, baginda bertanya: "Mana yang bertanya tentang kiamat tadi?" Berkata lelaki Badwi itu, "Saya, wahai Rasulullah". Rasulullah SAW berkata, "Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat". Lelaki itu bertanya lagi, "Bagaimana menyia-nyiakannya?" Rasulullah menjawab, "Jika urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat". (riwayat Bukhari)

3. Penggembala menjadi kaya

Rasulullah ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab: "Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlumba-lumba saling tinggi dalam bangunan. (riwayat Muslim).

6. Banyak terjadi pembunuhan

Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah bersabda yang bermaksud: "Tidak akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "haraj adalah pembunuhan, pembunuhan". (riwayat Muslim).

7. Munculnya kaum Khawarij

Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di kerongkong mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari kiamat. (riwayat Bukhari).

9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam

Dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah bersabda yang bermaksud: Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada orang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, "Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia". Kecuali pohon Gharqad kerana ia adalah pohon Yahudi. (riwayat Muslim).

11. Sedikitnya ilmu

12. Merebaknya perzinaan

13. Banyaknya kaum wanita

Dari Anas bin Malik ra. bahawa Rasulullah bersabda yang bermaksud: Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kejahilan, banyaknya perzinaan, banyaknya orang yang minum khamr (arak), sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai nisbah bagi 50 wanita seorang lelaki. (riwayat Bukhari)

14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid.

15. Berleluasnya riba dan harta haram

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah bersabda, "Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya". (riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah bersabda, Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapati, apakah dari yang halal atau yang haram. (riwayat Bukhari dan Ahmad)

Sumber:Utusan Online/Ruang Agama

Thursday, November 5, 2009

Dunia, Masalah dan Ilmu

Dunia Islam kini semakin dibelenggu dengan masalah sesama umatnya.Apa yang menjadi penyebab berlakunya permasalahan ini dan mengapa umat Islam berselisih ?. Kita sebagai umat Islam semakin haus dengan ilmu yang 'mutlak' tanpa diubah dan diolah demi kepentingan diri, politik dan bangsa.Hidup yang semakin pendek ini menjadikan kita sebagai seorang hamba yang kurang mengambil tahu akan perkara yang menjadi asas kepada terbitnya ilmu-ilmu yang kita pelajari ini.

Islam yang berdiri diatas kebenaran sentiasa mengajar umatnya untuk berpaksikan diri mereka pada asas yang benar dan diredai ALLAH.Islam bukanlah agama yang direka untuk kepentingan dan keselesaan diri atau manusia lain, tetapi Islam diturunkan kepada manusia supaya ia diamalkan dengan penuh kesepakatan untuk mengembalikan manusia kepada fitrah dan asas kejadian mereka dibumi ini.

Manusia bukanlah diciptakan oleh ALLAH sekadar untuk memenuhi ruang dibumi ini atau menjadi pelengkap kepada planet-planet, tetapi manusia yang diciptakan ini mempunyai tujuannya dan 'janji mereka' kepada ALLAH sebelum dilahirkan.Bukan mudah untuk menggalas nama sebagai seorang manusia dan bukan mudah untuk mencari keredaan ALLAH tanpa ilmu yang benar.

Ilmu yang dipelajari tentu ada asas dan asal datangnya kepada manusia.Apa yang membezakan manusia yang berilmu dan yang tidak berilmu ?.Tetapi manusia kini lebih menandang kepada kebanggaan nama didalam menuntut ilmu. Bukanlah salah untuk menjadi seorang yang berilmu tetapi jika gelaran yang dikejar melebihi ilmu yang dituntut maka rosaklah manusia.

Profesor, Doktor Falsafah, Sarjana dan Sarjana Muda bukanlah yang membezakan antara manusia itu banyak ilmu atau tidak walaupun pada zahirnya ia menuntut kesukaran didalam mencapainya, tetapi pengisian didalam menuntut ilmu itu lebih menjadi persoalannya.Apalah gunanya jika gelaran yang tinggi tetapi ilmu yang diterima adalah songsang dan dusta dari jalan kebenaran dan keredaan ALLAH.Maka tuntutlah ilmu yang ada dengan penuh keredaan dan kebenaran tanpa mempunyai unsur kedustaan.PEACE IN ISLAM.

Tulisan:
teenagemuslim@gmail.com

Thursday, September 24, 2009

Adab Menyambut Aidilfitri

SEBAGAI hadiah kemenangan orang-orang Islam dalam perjuangan mengengkang hawa nafsu di bulan Ramadan Allah SWT membalasnya dengan satu hari yang dinamakan 'Aidilfitri atau Hari Raya Fitrah', di mana Allah menghalalkan mereka berbuka puasa dan mengharamkan berpuasa pada hari tersebut.

Dalam keghairahan menyambut Hari Raya yang mulia adalah wajar ia disambut mengikut lunas-lunas yang digariskan oleh syarak dan tidak dicampur dengan perkara yang dilarang atau yang diharamkan. Hari Raya memang tidak boleh disamakan dengan sambutan perayaan-perayaan yang lain, kerana ia merupakan kurniaan Allah khusus kepada hamba-hamba yang beribadat dan berjuang melawan hawa nafsu sepanjang Ramadan.

Apakah adab-adab dan perkara-perkara sunat yang dilakukan ketika menyambut kedatangan Hari Raya?

Banyak fadilat atau kelebihan yang terdapat pada malam Hari Raya. Oleh sebab itu, di antara adab-adab dan perkara-perkara sunat yang telah digariskan oleh syarak untuk kita melakukannya ialah menghidupkan malam Hari Raya itu dengan melakukan amal-amal ibadat seperti mendirikan solat fardu secara berjemaah, melakukan solat sunat, bertakbir, memanjatkan doa ke hadrat Ilahi dan melakukan apa-apa jua bentuk perkara yang berkebajikan.

Imam Syafie r.a telah menegaskan bahawa malam Hari Raya itu adalah di antara malam-malam yang mudah diperkenankan doa, sebagaimana beliau berkata di dalam kitabnya Al-Umm: "Telah sampai kepada kami bahawasanya pernah dikatakan, sesungguhnya doa itu sungguh mustajab pada lima malam; malam Jumaat, malam Hari Raya Aidiladha, malam Hari Raya Fitrah, awal malam Rejab dan malam Nisfu Syaaban.

Perlu diingat juga, kelebihan menghidupkan malam Hari Raya itu tidak akan diperolehi melainkan dengan mengisi dan menghidupkan sebahagian besar malam tersebut, sebagaimana mengikut pendapat yang sahih.

Kemeriahan Hari Raya lebih dirasai apabila laungan takbir bergema. Namun begitu, tidak bermakna takbir itu semata-mata untuk memeriahkan suasana tetapi lebih dari itu, ia lebih bersifat untuk melahirkan rasa kesyukuran dan mengagungkan Allah SWT. Allah memerintahkan kepada kita mengakui akan kebesaran dan keagungan-Nya dengan mengucapkan takbir.

Ucapan takbir pada malam Hari Raya itu merupakan ibadah yang kita lakukan untuk melepaskan Ramadan dan untuk menyambut kedatangan Aidilfitri. Oleh sebab itu, disunatkan kepada kita mengucapkan takbir dengan mengangkat suara, bermula waktunya dari terbenam matahari malam Hari Raya sehingga imam mengangkat takbiratul ihram sembahyang Hari Raya. Firman Allah Ta'ala:

Maksudnya: Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Surah Al-Baqarah: 185)

Di pagi Hari Raya pula disunatkan mandi kerana Hari Raya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas dan Al-Fakih bin Sa'd r.a bahawa Rasulullah SAW melakukan mandi pada Hari Raya Fitrah dan Hari Raya Aidiladha. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

Di samping itu disunatkan juga memakai pakaian yang sebaik-baiknya, memakai harum-haruman dan menghilangkan segala bau-bau yang tidak elok. Tidak kira sama ada orang itu hendak keluar pergi ke masjid untuk menunaikan sembahyang Hari Raya ataupun duduk sahaja di rumah, kerana hari tersebut merupakan hari untuk berhias-hias. Diriwayatkan daripada Ja'far bin Muhammad daripada bapanya daripada datuknya:

Maksudnya: Bahawasanya Rasulullah SAW memakai kain yang bergaris-garis (untuk diperselimutkan pada badan) pada setiap kali Hari Raya.

Sebelum ke masjid untuk menunaikan solat sunat Hari Raya disunatkan makan dan minum terlebih dahulu kerana mengikut apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang diriwayatkan daripada Anas r.a beliau berkata:

Maksudnya: Nabi SAW tidak keluar pada waktu pagi Hari Raya Fitrah sehingga baginda makan (terlebih dahulu) beberapa biji tamar dan baginda memakannya dalam bilangan ganjil. (Hadis riwayat Al-Bukhari dan Ahmad).

Selain itu, Hari Raya merupakan hari kemenangan dan kegembiraan, maka sebab itu disunatkan bagi sesama Muslim saling mengucapkan tahniah antara satu sama lain.

Daripada Jubair bin Nufair, di mana beliau merupakan salah seorang Tabi'in (orang-orang yang datang setelah Sahabat Nabi SAW) telah berkata (maksudnya): Sahabat-sahabat Rasulullah SAW apabila mereka berjumpa di Hari Raya, setengahnya mengucapkan, "Semoga Allah menerima daripada kami dan menerima-Nya daripada awak.

Menurut pandangan jumhur ulama bahawa mengucapkan tahniah di Hari Raya merupakan sesuatu perkara yang disyariatkan di dalam Islam.

Manakala itu pula, amalan saling ziarah menziarahi rumah terutama sekali saudara mara terdekat dan sahabat handai merupakan suatu tradisi yang sentiasa diamalkan ketika menyambut Hari Raya. Amalan ini juga sebenarnya termasuk di dalam perkara yang digemari dan disyariatkan di dalam Islam.

Menyanyi

Dalil yang menunjukkan pensyariatannya sebagaimana yang diriwayatkan daripada Aisyah r.a, beliau berkata: 'Rasulullah SAW masuk kepadaku, dan di sisiku ada dua orang anak perempuan yang menyanyi dengan nyanyian Bu'ats. Lalu Baginda baring di atas hamparan dan memalingkan mukanya, dan kemudian Abu Bakar masuk, lalu mengherdikku dengan berkata: "Seruling syaitan di sisi (di tempat) Nabi SAW!" Rasulullah menghadap kepada Abu Bakar lalu berkata: "Biarkan mereka berdua itu." Melalui riwayat Hisyam Baginda menambah: "Wahai Abu Bakar, masing-masing kaum ada hari rayanya, dan hari ini adalah Hari Raya kita. (Hadis riwayat Al-Bukhari).

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani menerangkan di dalam kitabnya Fath Al-Baari bahawa kedatangan atau masuknya Abu Bakar ke dalam rumah Rasulullah SAW menunjukkan seolah-olah Abu Bakar datang sebagai pengunjung atau penziarah selepas masuknya Rasulullah SAW ke dalam rumah baginda.

Sehubungan dengan perkara ziarah menziarahi ini, adalah ditekankan kepada orang yang pergi berziarah supaya sentiasa komited terhadap etika ziarah yang ditetapkan oleh Islam. Umpamanya hendaklah meminta izin atau memberi salam sebelum masuk, tidak menghadapkan muka langsung ke arah pintu, menjaga adab kesopanan ketika berada di dalam rumah orang yang diziarahi, memilih waktu yang sesuai untuk berziarah dan sebagainya.

Dalam keghairahan menyambut Hari Raya, perlu diingat jangan sesekali sampai lupa kewajipan kita kepada Allah iaitu mendirikan solat fardu, dan kerana terlalu seronok jangan pula adanya berlaku perlanggaran batasan-batasan agama.

Apa yang diharapkan daripada sambutan Hari Raya sebenarnya bukannya semata-mata kegembiraan atau keseronokan tetapi yang lebih penting dan lebih utama lagi ialah mendapatkan keberkatan dan keredaan Allah SWT.

Semoga kita semuanya mendapat keberkatan dan keredaan Allah SWT kerana menghidupkan, membesarkan dan mengagungkan Hari Raya Aidilfitri.

Sumber: Utusan Online

Sunday, August 16, 2009

Keperibadian ahli hadis

Imam Al-Syafie

Nama lengkap Imam al-Syafie adalah Abdullah Muhammad ibn Idris al-Shafi'e. Lahir di Ghazzah, Palestin pada tahun 150H/767M dan wafat pada tahun 204H/820M. Beliau dibesarkan dalam sebuah keluarga yang miskin.

Bapanya wafat ketika Imam al-Shafi'e berumur dua tahun dan ketika berusia sembilan tahun beliau berjaya menghafaz 30 juzuk al-Quran.

Karya imam ulung ini antara lain: al-Risalah, al-Qiyas dan Ikhtilaf al-Hadith. (al-Shurbasi, Ahmad, 1991, al-A'immah al-arba'ah)

Imam al-Syafie selalu menjadikan al-Quran dan hadis nabi sebagai landasan dan sumber hukumnya. Dalam hal ini beliau berkata, "Jika kalian mendapati sunnah nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling dengan mengambil pendapat yang lain."

Imam al-Shafi'e pernah berpesan: "Kamu semua hendaklah mendampingi orang-orang yang mempelajari hadis. Sesungguhnya mereka ialah orang yang paling tepat amalannya dalam kalangan manusia".

Meskipun terkenal sebagai ulama fiqh dalam mazhab al-Shafi'e, keahlian Imam al-Syafi'e dalam ilmu hadis turut terserlah apabila beliau turut meletakkan syarat hadis sahih dan memberikan penjelasan mengenai kesahihan sebuah hadis.

Menurutnya, sebuah hadis dinilai sahih apabila perawinya taat melaksanakan ajaran agama, jujur dalam menyampaikan berita, tidak mengubah susunan kronologi periwayat sanad hadis, memahami erti dan maksud yang terkandung dalam hadis yang diriwayatkannya.

Perlu juga diketahui perubahan lafaz sekiranya terjadi, menghafal redaksi hadis yang diriwayatkan, dabit dari segi ingatan dan tulisan, lafaz dan makna tepat seperti sewaktu menerima dari gurunya dan sekiranya hadis diriwayatkan oleh perawi yang lain maka lafaznya tidak berbeza.

Kriteria kesahihan sanad hadis yang dikemukakan oleh -Imam al-Shafi'e turut menjadi kriteria Imam al-Bukhari dan Imam Muslim. Mereka tidak secara maknawi menetapkan syarat-syarat tersebut tetapi ia dirumuskan oleh para ulama sesudah mereka melalui penelitian terhadap kitab-kitab mereka.

Para ulama mendapat kedudukan yang tinggi dalam Islam kerana ilmu. Bukannya kerana kedudukan, atau latar belakang keturunan mereka. Ketekunan dan usaha gigih yang disumbangkan oleh tokoh-tokoh di atas meletakkan diri mereka antaranya sebagai perawi dan ulama hadis terulung.

Imam al-Bukhari

Nama beliau ialah Muhammad ibn Ismail ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ju'fi. Beliau memeluk Islam melalui al-Yaman al-Ju'fi dan digelar sebagai al-Imam al-hafiz dan lebih dikenali dengan panggilan al-Bukhari. Beliau lahir di Bukhara pada bulan Syawal tahun 194H.

Imam al-Bukhari mempunyai karya besar dan agung dalam bidang hadis iaitu kitab beliau yang diberi nama al-Jami' atau disebut juga al-Sahih atau Sahih al-Bukhari.

Ketinggian nilai kitab ini terserlah apabila beliau sangat teliti ketika memuatkan hadis-hadis sahih di dalamnya. Para ulama menetapkan bahawa kitab karangan beliau merupakan kitab yang paling sahih setelah kitab suci al-Quran.

Kedudukan Sahih al-Bukhari diakui oleh semua ulama sebagaimana kata Ibn Taimiyyah, "Tidak ada kitab di bawah naungan langit ini kitab yang paling sahih setelah al-Quran, kecuali Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim."

Ketakwaan dan kesolehan Imam al-Bukhari merupakan sisi lain yang tidak wajar dilupakan. Berikut diketengahkan pernyataan para ulama tentang ketakwaan dan kesolehan beliau agar dapat dijadikan teladan.

Abu Bakr ibn Munir berkata: "Aku mendengar Abu Abdillah al-Bukhari berkata, "Aku berharap bahawa ketika aku berjumpa Allah, aku tidak dihisab dalam keadaan menanggung dosa ghibah (mengumpat)."

Abdullah ibn Sa'id bin Ja'far berkata: "Aku mendengar para ulama di Basrah mengatakan, "Kami tidak pernah menjumpai di dunia ini orang seperti Muhammad ibn Ismail dalam hal makrifat (keilmuan) dan kesolehan."

Imam al-Bukhari wafat pada 30 Ramadan tahun 256H ketika beliau mencapai usia 62 tahun. Jenazah beliau dimakamkan di Khartank, nama sebuah kampung di kota Samarkand.

Seiring tokoh-tokoh ahli hadis lelaki di atas, jika ditelusuri khazanah sejarah peradaban Islam ketika ilmu-ilmu hadis disampaikan secara sistematik, penglibatan dan sumbangan perawi wanita nyata diperakui sehingga tidak ada lagi dakwaan yang mengatakan bahawa wanita diabaikan dan penglibatan mereka hanya sebagai suatu hal yang sia-sia.

Aisyah Binti Abu Bakr Al-Siddiq

Ummu al-Mukminin Aishah binti Abi Bakr ibn Quhafah r.a merupakan nama yang paling penting dalam periwayatan hadis Rasulullah SAW.

Sahabiyyah ini merupakan seorang perawi hadis dan keunggulannya dalam penyebaran hadis diakui oleh para sahabat Rasulullah SAW. Ribuan hadis diterima secara langsung oleh Aisyah r.a dari Nabi SAW.

Kewibawaan Aisyah sebagai tokoh hadis dan periwayat hadis terserlah apabila isteri kesayangan baginda ini meriwayatkan hadis daripada baginda dan kebanyakannya berkaitan tentang kehidupannya bersama baginda SAW. (2,210 hadis dikeluarkan oleh para imam al-Kutb al-Sittah, 5,965 hadis dikeluarkan oleh para imam al-Kutb al-tis'ah, 316 hadis riwayatnya termuat dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim dan hadis yang diriwayatkan Aisyah r.a secara bersendirian dari Rasulullah SAW sebanyak 138 hadis).

Aisyah r.a sentiasa bersikap kritis dalam mencari dan mempertahankan kebenaran pada saat wahyu atau sabda baginda disampaikan. Sebagai contoh, dalam kitab Fath al-Bari, Ibn Hajar mengupas kritikan (naqd al-hadith) Aishah terhadap Abu Hurairah mengenai kisah dua orang lelaki dari Bani 'Amir telah datang menemui Aishah dan mengatakan bahawa Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW. bersabda yang bermaksud ketidakberuntungan itu dalam tiga perkara iaitu kuda, perempuan dan rumah.

Aishah mendengar lalu menjernihkan situasi dan pemahaman hadis lantas berkata, "....apa yang telah Abu Hurairah katakan hanyalah merupakan amalan masyarakat jahiliah yang suka melakukan amalan bertenung nasib dari tiga hal tersebut".

Ibn Hajar menjelaskan, kritikan Aishah ke atas Abu Hurairah tidak bermaksud mengingkari riwayat Abu Hurairah. Sebaliknya menerangkan bahawa ia merujuk kepada iktikad atau kepercayaan dalam masyarakat jahiliah. (al-Asqalani, Ahmad ibn Ali ibn Hajar, Fath al-Bari Sharh Sahih al-Bukhari, Qawluhu Bab Ma Yuzkaru Min Shu'm al-Faras, jil. 6, hlm. 61)

Justeru, amat wajar dan tidak menjadi suatu yang mustahil sekiranya Aisyah r.a menjadi tempat bertanya sebarang kemusykilan hadis dan mediator hadis kebanyakan para sahabat, para kibar tabien r.a dan umat Islam seluruhnya.

Lestari Hadis Tanda Cinta Rasulullah

Sebagai kesimpulan, keperibadian tokoh-tokoh hadis di atas dilihat saling tidak tumpah seperti visualisasi keperibadian Islam yang dianjurkan oleh baginda SAW.

Keahlian dan keilmuan mereka dalam ilmu hadis merupakan hasil dari pemikiran dan pemahaman yang mendalam merentasi pelbagai disiplin ilmu (naqd al-hadith, al-jarh, ruwat al-hadith, 'ilal al-hadith, fiqh, tafsir, tauhid al-tibb, al-syi'r).

Mereka bukan dari sebuah kejumudan pemikiran dan pemahaman terhadap sesuatu nas yang hanya mendepankan pendapat manusia semata-mata sebagai rujukan dan panduan membelakangkan (mengabaikan) dua sumber utama umat Islam iaitu al-Quran dan al-sunnah.

Melihat senario yang berlaku dalam komuniti Muslim Malaysia masa kini, komitmen masyarakat terhadap pengajian al-Quran dan penubuhan institusi-institusi pengajian al-Quran semakin giat dilakukan.

Senario ini tidak salah dan amat dianjurkan, namun apa yang dibimbangi adalah tahap keseriusan komuniti Muslim memberi perhatian atau komitmen dalam pengajian hadis dan perkembangannya seimbang dan seiring dengan al-Quran dirasakan amat kurang berbanding komitmen mereka terhadap pengajian al-Quran.

Sabda Nabi SAW yang bermaksud: "Aku telah tinggalkan kepada kamu perkara yang sekiranya kamu tetap berpegang teguh kepadanya maka kamu tidak akan sesat buat selama-lamanya iaitu kitab Allah (al-Quran) dan sunnahku". (riwayat al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak).

Justeru, perlu perhatian serius dan komitmen tinggi badan kerajaan dan swasta agar memperbanyakkan institusi atau pusat kajian hadis bagi melahirkan generasi al-hadis pencinta Rasulullah SAW seumpama Aisyah r.a, Abu Hurairah r.a, al-Imam al-Syafi'e dan al-Imam al-Bukhari.

Sumber: agama-utusan online

About Me

My photo
I am an engineering student.For more information, please contact teenagemuslim@gmail.com

Kata-kata

Hidup memerlukan pengorbananan.

Pengorbanan memerlukan perjuangan.

Perjuangan memerlukan ketabahan.

Ketabahan memerlukan keyakinan.

Keyakinan pula menentukan kejayaan.

Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.

Adakah blog ini

© Copyright 2008

iqra-muslim.blogspot.com

teenagemuslim@gmail.com

iqra-muslim © 2008. Template by Dicas Blogger.

TOPO